Rekoleksi Sinode Para Uskup 2021-2023 For A Synodal Church : Communication, Participation, Mission

Dalam rangka mendukung Sinode Para Uskup 2021-2023, Paroki Stiglos menyelenggarakan rekoleksi umat untuk menampung berbagai macam masukan, saran, dan pandangan umat untuk Gereja yang lebih baik. Dalam rekoleksi ini, Paroki Stiglos memiliki beberapa tema dan topik yang dibahas dalam rekoleksi ini. Berpihak pada yang miskin, Gereja yang solider, dan menjadi “teman perjalanan: bersama yang miskin adalah 3 topik utama yang menjadi pembahasan refleksi dari para umat paroki Stiglos dalam Rekoleksi Sinode para Uskup ini. Rekoleksi diadakan pada hari Sabtu, 13 November 2021 di Gereja Santo Ignatius Loyola Semplak. Jumlah peserta rekoleksi ini pun bervariasi. Mulai dari 8 tahun hingga usia 72 tahun turut serta memeriahkan kegiatan rekoleksi ini.
Kegiatan Rekoleksi dilaksanakan dalam beberapa sesi, dimulai dari sesi pembukaan dan juga refleksi kemanusiaan sebagai bahan bagi peserta dalam mengungkapkan segala usul, masukan, sudut pandang yang perlu disampaikan. Kegiatan kemudian berlanjut pada sharing session yang terbagi ke dalam 4 kelompok yang didampingi oleh masing masing 1 orang fasilitator. Turut hadir dalam kegiatan sebagai pendamping dan juga fasilitator adalah RP. Agustinus Anton Widarto, OFM, FX Bayu Cahyo Raharjo, Yuliana Rini Dwi Yuliandari, Thomas Suhardjono, Agus Muhardi.
Kegiatan diawali dengan pembukaan secara spesial oleh Pastor R.D. Antonius Dwi Haryanto selaku Pastor Paroki St. Ignatius Loyola Semplak. Dilanjutkan dengan pemaparan materi singkat oleh fasilitator dan dilanjutkan dengan refleksi narasi oleh peserta.
Adapun beberapa butir poin pertanyaan refleksi yang bisa menjadi pembahasan dalam rekoleksi ini adalah :
- Apakah saya sudah memberi perhatian bagi saudara-saudara yang miskin dan
terpinggirkan yang ada di sekitar saya? - Sukacita apa yang pantas saya syukuri dari perkembangan hidup manusia jaman
sekarang ini? Adakah keprihatinan yang menggelisahkan saya? Mengapa? - Apakah Gereja [paroki atau keuskupan] saya sudah sungguh menjadi “teman
seperjalanan” bagi orang miskin? Mengapa? - Seturut dengan bimbingan Roh Kudus, adakah sesuatu yang perlu diperbaiki
atau diubah dalam Gereja saya terkait dengan sikap terhadap saudara yang
miskin? Dari mana memulainya dan bagaimana? - Adakah yang shb epantasnya saya serukan kepada dunia [masyarakat] agar terbangun tatanan yang lebih baik bagi orang-orang miskin atau terpinggirkan? Tentang apa? Mengapa?
Setelah peserta saling membagikan pendapatnya mengenai pertanyaan pertanyaan tersebut, dilakukan peneguhan oleh para Moderator dan juga Fasilitator untuk memaknai semua sharing yang telah diberikan. Seluruh rangkaian rekoleksi pada akhirnya ditutup dengan misa.
5,315 total views, 3 views today