Menyatukan Iman Kristen Indonesia: Perjalanan PGI dan KWI

Foto: Ketua PGI (kiri) dan KWI (kanan)
Di sebuah perjalanan panjang penyebaran Injil di Indonesia, terdapat dua organisasi besar yang berperan sebagai wadah pembinaan, pengajaran dan penyebaran Injil yang bertujuan membina jemaat-jemaat Kristen di Indonesia. Kedua organisasi ini selalu bergandeng tangan dalam menyikapi hal-hal yang mengandung unsur Kristiani, kedua organisasi tersebut yaitu: Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), PGI mewadahi sekumpulan gereja-gereja Protestan, kemudian KWI mewadahi jemaat Katolik melalui para Uskup. Kendati berbeda latar ajaran, kedua organisasi saling memperat persatuan untuk mewujudkan visi memperkuat iman Kristen di Indonesia. Dalam artikel ini, akan membahas tentang bagaimana awal PGI dan KWI berjalan bersama mengiringi waktu untuk mewadahi jemaat-jemaat Kristen di Nusantara ini serta mengupas tuntas upaya-upaya pemersatu keberagaman di Indonesia oleh PGI dan KWI.
1. Dari MAWI hingga KWI
Para uskup adalah hierarki dalam ajaran Katolik, mereka yang menerima tahta uskup dari Sri Paus diibaratkan seperti gubernur dalam pemerintahan. Para uskup membentuk suatu wadah kerjasama untuk mewadahi bersama para jemaat Katolik sehingga terbentuklah Konferensi Para Uskup yang dinamakan Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI) lalu berubah nama menjadi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). KWI berawal dari para uskup di Hindia Belanda, ketika tahun 1807 hingga 1902, gereja Katolik seluruh wilayah Nusantara di bawah pimpinan seorang Prefek/Vikaris Apostolik yang berada di Batavia. Ketika tahun 1902, beberapa daerah dipisahkan dari Vikariat Apostolik Batavia namun pengakuan oleh pemerintah Belanda baru terjadi 11 tahun setelahnya yaitu 1913.
Dari banyaknya sidang, perang, dan peristiwa, tahun 1955, dilaksanakan sidang pertama konferensi para uskup dari seluruh Indonesia yang pertama sesudah perang. Lima tahun kemudian, para uskup mengadakan sidangnya membahas perkembangan yang pesat umat Katolik Indonesia, lalu para uskup menuliskan sebuah surat kepada Bapa Suci Yohanes XXIII untuk memohon agar berdirinya hierarki Gereja di Indonesia. Lalu tibalah dekrit “Quod Christus Adorandus” tertanggal 3 Januari 1961 dari Paus Yohanes XXIII meresmikan berdirinya Hierarki Gereja Katolik di Indonesia. Sidang-sidang pun dilakukan demi memperkuat wadah iman Katolik melalui para uskup, lalu tahun 1987, Majelis Agung Waligereja Indonesia berubah nama menjadi KWI (Konferensi Waligereja Indonesia).
2. Dari DGI hingga PGI
Semua berawal dari tanggal 6-13 November 1949, 4 tahun setelah kemerdekaan Indonesia, diadakan Konferensi Persiapan Dewan Gereja-gereja di Indonesia. Setelah PD II berdirilah tiga buah Dewan Daerah, yaitu: Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di Indonesia, Majelis Usaha Bersama Gereja-gereja di Indonesia bagian Timur, dan Majelis Gereja-gereja bagian Sumatera. Ketiga majelis didirikan dengan tujuan membangun satu Dewan Gereja. Tanggal 21-28 Mei 1950 diadakan Konferensi Pembentukan Dewan Gereja di Indonesia (DGI) di Sekolah Theologia Tinggi (kini menjadi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta) salah satu agenda yaitu membahas Anggaran Dasar DGI. Pada tanggal 25 Mei 1950, anggaran dasar DGI disetujui oleh para peserta konferensi dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal berdiri DGI. Seiring perjalanan Kristen di Indonesia, jemaat kian bertambah, lalu pada tahun 1984, pada Sidang Raya X DGI di Ambon, meresmikan perubahan nama menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia dengan alasan sebutan persekutuan lebih bersifat gerejawi dibanding kata ‘dewan’.
3. Oikumene, Mempersatukan Umat Allah
Istilah oikumene sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, pada masa itu, kata oikumene merujuk pada dunia yang dianggap sebagai wilayah kekuasaan Katolik yang berpusat di Roma, namun seiring perjalanan gereja Katolik, perpecahan kian muncul lalu makna oikumene kian berubah. Dari banyaknya perpecahan, gereja-gereja di seluruh dunia bersepakat mempersatukan kembali gereja didasari oleh doa Tuhan Yesus kepada Bapa yang dicatat dalam Injil:
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yohanes 17:20-21
Gerakan Oikumene diharapkan terwujudnya doa Tuhan Yesus agar para pengikutnya menjadi satu. Di Indonesia, Gerakan Oikumene terjalin erat bersama dalam dua organisasi KWI dan PGI.
4. Bersama dalam Perjalanan Penyebaran Injil
Ketika umat Protestan dan Katolik belum memiliki bangunan ibadat, bangunan Gereja Simultan adalah tempat peribadatan yang dipakai umat Katolik di daerah Semplak yang dibangun pada tahun 1974. Lalu tahun 1977, dipakailah peribadatan dengan status Kapel, dibawah naungan Paroki BMV Katedral Kapten Muslihat, bagi umat Katolik, gereja simultan tersebut dinamakan Kapel Santo Petrus, lalu bagi jemaat Protestan, dinamakan Sola Gratia. Pada tahun 2006, oleh Mgr. Michael C. Angkur, OFM, meresmikan Stasi St. Ignatius Loyola sebagai Stasi baru dibawah naungan Paroki BMV Katedral. Lalu dibentuklah Tim Kerja Persiapan Pembentukan Paroki St. Ignatius Loyola Semplak, lalu tanggal 1 Agustus 2015, Stasi Ignatius Loyola dikukuhkan menjadi Paroki. Kemudian umat Protestan tetap menempati bangunan Gereja yang dibangun tahun 1974 dengan nama Gereja Kristen Protestan Oikumene.
Upaya persatuan gereja adalah misi terwujudnya doa Yesus kepada Bapa agar pengikutnya bersatu, misi persatuan gereja pun terwujud di Indonesia. PGI dan KWI selalu bergandengan erat dalam menyikapi hal-hal yang bergantung dalam Alkitab.
Referensi:
https://m.antaranews.com/amp/berita/4549850/pesan-natal-paus-fransiskus-minta-agar-perang-di-ukraina-diakhiri
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241226083300-134-1181060/paus-dalam-pesan-natal-2024-bungkam-suara-senjata-atasi-perpecahan/amp
https://news.detik.com/internasional/d-7704205/paus-fransiskus-beri-pesan-natal-senjata-harus-diredam-di-seluruh-dunia/amp
https://www.cnbcindonesia.com/news/20241226064644-4-598746/lengkap-pesan-natal-paus-fransiskus-di-tengah-gonjang-ganjing-dunia/amp
Penulis:
Gabriel Aji Christiano
1,309 total views, 27 views today